24 Februari 2012

Pelajaran dari Seorang Supir Bajaj

Terinspirasi dari pengalaman saya naik bajaj. Saat itu, bajaj yang saya tumpangi tiba-tiba berhenti di tengah jalan. Sang supir keluar dari bajaj. Saya merasa agak jengkel karena saya sedang buru-buru, dan saya merasa sang supir seenaknya saja menghentikan bajajnya. Tak lama kemudian, dia datang membawa cairan yang dia masukkan ke dalam mesinnya. Dia berkata, “Cairan ini sudah saatnya diganti, kalau ga bisa jadi mogok, atau bahkan kecelakaan…”

Saya baru sadar… Saya adalah penumpang. Supir lebih mengerti akan bajaj tersebut daripada penumpang. Ketika saya mulai berasa tahu (baca: sok tahu), di sanalah saya mulai salah paham. Tidak semua hal yang terlihat buruk itu benar-benar buruk. Beberapa di antaranya justru terjadi untuk kebaikan kita, tapi mungkin kita belum tahu saja…

Hidup pun begitu… Ketika mengalami hal buruk, kita seolah “merasa tahu” bahwa Tuhan merencanakan hal yang buruk untuk kita. Kita menjadi salah paham. Kenapa? Hanya karena kita tidak tahu saat itu bahwa Tuhan akan menggunakan kejadian buruk itu untuk kebaikan kita.

Duduklah yang manis sebagai penumpang, dan percayalah pada supir yang membawamu pergi, yang lebih mengetahui kendaraannya, yang telah membawanya setiap hari, daripada penumpang, yang baru sekali menumpanginya.