Ahh…rasanya sudah sangat lama
tidak pernah menulis lagi di-blog ini. Saking lamanya sekali saya pribadi pun
sudah agak sedikit lupa kalau saya punya blog sendiri :).
Bermula dari perasaan yang sepi
karena harus tinggal di tempat yang baru. Memulai belajar menyesuaikan diri dan
macem-macemnya. Saya pun berpikir untuk coba berbagi cerita di-blog supaya rasa
sepi itu berangsur tidak terlalu dirasakan lagi.
Oiyaa, setiap tempat yang kita
tinggali memang akan meninggalkan ceritanya masing-masing. Entah seperti apa , yang
pasti akan beragam yang akan kita temui (iya apa iya).
Kali ini tentang Jawa. Berada disana
2 tahun yang lalu. Tepatnya di Jawa bagian Timur di sebuah kota kecamatan yakni
orang-orang menyebutnya “Pare”, yaa mirip nama buah yang rasanya pait itu. Kota
kecil ini terkenal dengan julukan “kampoeng inggris” nya, walau nyatanya tidak
semua bisa berbahasa inggris di situ. Hijrah ke kota ini dulu dengan alasan
ingin belajar Bahasa Inggris untuk beberapa bulan saja tapi entah kenapa saya
bertahan disana sampai 2 tahun.
Banyak yang bertanya kenapa harus
kursus jauh-jauh sih dari Lombok ke Jawa? saya beri alasan mereka karena di
sana kursusnya murah dan saya pengen hidup mandiri di luar . Itu saja, hihiii…
Oiya, selama keberadaan di tempat
ini dan sosialisasinya. Akhirnya saya menemukan kawan yang pantas saya sebut
sebagai sahabat. Karena memang saya punyai banyak teman tapi tidak semua
benar-benar bias jadi sahabat. Jadi beruntunglah saya dipertemukan dengan ke-2
sahabat ini.
Saya dan Wildan bertemu di sebuah warung
kopi. Nah kebetulan di tempat itu ada acara “nobar”nya. Saya pergi ke tempat itu
karena memang niat ingin liat tim jagoan saya maen *tim jagoan saya Emyu lohh…
dan karena waktu itu TV di kos juga tidak ada jadi grasak-grusuklah cari tempat
tontonan. Dan, sampai akhir acara waktu itu selesai dan orang-orang sudah pada pulang,
tinggal kita berdua lah yang masih tersisa. Nahh. Dari situ lah awal
berkenalan. Dan ternyata kita sama-sama suka sama Emyu ini juga, akhirnya pun sampai
berlanjut ke nobar –nobar berikutnya. Sering ketika ingin pergi nonton,
sementara dana sangat menipis kami pun tak segan buat patungan sewa motor atau
pinjem motor siapa lantas patungan beli bensinnya :). Banyak cerita saling
membaikkan satu sama lain sampai kami menjadi sahabat sampai sekarang yang
kalau diceritakan sangat panjang sekali, hehehee.. Oiya, si Wildan ini jago
maen futsal loh, tapi harus nyeker, karena kalo pake sepatu buat ngga nyaman
kaki dan susah maen bolanya, begitu kata dia.
Satu lagi sahabat saya namanya
Alimudin..kampungan sekali ini nama. Tapi orangnya dijamin tidak kampungan :). Berkenalan di sebuat
lembaga kursusan, karena memang kami kursus di tempat yang sama namun kelas
yang berbeda. Waktu itu cuma bincang-bincang biasa dengannya namun dari
bincangan dengan berbahasa Indonesia itu tenyata logat “sasak”nya sangat kental
hingga saya bisa tebak kalo orang ini memang dari Lombok. Sangat berbeda dengan
saya yang aksen Lomboknya sudah tidak terdengar, sampai ketika dia saya suruh buat nebak saya berasal
dari mana? Dia pun lantas menyebut kota-kota yang ada di Jawa tanpa terpikirkan
kalo saya juga dari Lombok. Saya pun dibuatnya ngakak sampai saya menggunakan
bahasa “sasak” baru dia benar-benar ngeh kalo saya orang Lombok juga. Dari perkenalan itu lalu sering
ngobrol bareng, belajar bareng sampai sesi curhat-curhatan bareng pun kita
jabanin satu sama lain. Di samping itu banyak cerita yang kami lewati bareng
hingga mendekatkan dan menjadi sahabat ampai sekarang. Oiya, Si Alim orangnya
penakut loh kalo dia suka sama cewek takut buat ngungkapin perasaannya sama
orang itu. Saking terus takutnya ya dia jomblo tuh sampai sekarang, makanya
ungkapin aja Lim walaupun resiko ditolak jauh lebih besar :p.
#Sasak adalah nama suku dan bahasa penduduk asli Pulau Lombok.