Ini yang mampu kaka ingat, mungkin
ada yang terlupa (maklum orang tua). Entahlah??? Ingatkan seumpama Kaka lupa.
"Kak, ini dia juga dari
Lombok" sambil menunjuk teman di sebelahmu.
Itu sapaan pertama kamu, Kaka pun tak terlalu merisaukannya akan tetapi itu
jadi kesan pertama dan berlanjut setelah itu.
"Kak, dapat skor ujian
berapa?" tanyamu "oya, namanya
siapa?" perkenalan mulai disitu, dan kamu pun menolak salam perkenalan
(yah, tak mengapa) kamu tak biasa kok.
Hari-hari itu terlewati kita
bertukar nomor telepon. "Adeq" (mungkin itu pesan pertama yang
kakak kirim) kamu me-reply dan menceritakan sakitmu yang bla bla itu.
"Kak, Kakak kesini dong! Ini
aku bawakan makanan buat Kakak".
Senang sekali rasanya saat itu, Kaka kira akan spesial itu hanya buat Kaka
doang tetapi setelah nyamperin kamu nyatanya Kaka kebagian sisa karena makanan
itu kamu juga bagi ke teman-teman kamu sebelumnya (menghela nafas panjang dalam
hati).
"Kak, sini leptopku! aku mau
pulang!" nadanya agak kasar sedikit, Kakak
sedikit jengkel dalam hati ingin rasanya ngebanting leptopnya di depan kamu
tapi kaka urungkan karena photo-photo kamu belum kaka copy semua dan harus
nyadar kalo leptop bukan kaka yang punya (Kaka kembalikan dengan hati kurang
ikhlas, dan photo kamu pun ter-copy sebagian).
"Kak, Kakak mau nasi goreng gak
aku mau beli" pikiran kaka baik sekali kamu, Kaka
pun cuma anggukkan saja. Dan kamu pun lantas bergegas mewujudkannya. "Tunggu
sebentar ya Kak" tandasmu kembali (Kaka berbunga-bunga sedikit).
"Kak, Sholat yuk" kamu mengingatkan (baru nemu yang beginian) Kaka bilang
kamu tidak biasa, Yapz!
"Kerja yang giat ya, biar bisa neraktir aku" cetusmu sewaktu
waktu (ngerasa dapat aspirin rasanya).
"Ayo kak photo bareng aku" katamu, dan ajakanmu itu buat kaka
kikuk harus bergaya apa? iseng kaka liat folder gallery handphonemu, nyatanya
nemu banyak juga cowok yang kamu ajak photo-photo sebelumnya (itu mungkin
teman-temanmu hati kaka berkata).
"Aku ada kegiatan sama teman-temanku" (alasanmu sering
sekali).
"Sanaan napa! duduknya agak sanaan" begitu tandasmu dalam
sebuah tontonan film beramai-ramai (hati pun jeletuk, sapa suruh duduk di
belakang dekat saya, padahal tadi di depan. Ketegangan mereda setelah kamu rela
bagi yugurt dan snack yang kamu bawa (gak tahu apakah kamu ikhlas apa tidak
saat itu).
"Kak, Ayo anter aku balik" entah kenapa kaka kok mau saja saat
itu (sihir pasti itu) hahh. Setelah tiba di Asramamu "Terima Kasih ya
kak" cetusmu lagi sembari mengirim pesan singkat dengan konteks yang
sama, kamu ingin berterima kasih lagi rupanya (sekali aja cukup kale).
"Kak, Ayo aku sudah siap" membuat kaka bergegas terburu-buru
menghampiri, tapi sesampai di kosmu tak terlihat kalau kamu benar-benar sudah
siap (mengerutkan dahi dibuat kamu, pengen kakak toyol kepala kamu).
"Bener kaka sayang aku?" kamu mempertanyakan, Kaka jawab (IA)
karena memang kaka mahu kamu.
"Ahh, enggak Kak aku malu nanti diliatin sama orang-orang"
(ini ketika ingin pergi makan repotnya naujubillah, karena kamu yg begitu
malunya karena kaka bonceng dengan sepeda). Ini mungkin karena kaka tak tampan
bisa jadi????
"Sana kakak pulang ini gerimis" dalam suatu moment
"sana kamu masuk dulu" tutur kaka. "Enggak ahh Kakak dulu
yang pulang" saling melempar kata-kata itu berkali-kali dan terpaksa
kaka yang harus mengalah lebih dulu (you won).
"Tumben malem ini bajunya sama kaya yang tadi sore, biasanya
ganti-ganti terus" katamu (rupanya kaka diperhatikanmu, lalu kaka
sedikit GR lantas tersenyum 3 meter lebarnya).
"Ayo Kak, sama aku" begitu kamu membujuk, lalu kaka mencari
cara supaya bisa ikut dalam ajakan itu.
"Aku juga Mahu sama Kakak, tapi aku tak enak sama teman-temanku" Oke,
berusaha memaklumi kaka.
"Ini ada aku bawa handuk kecil buat kakak" (iyakah buat kaka
beribu tanya).
Dalam suatu waktu di dalam mobil itu Kaka beranikan mengecup kepalamu (Kaka
bergetar, Oh Tuhan).
"Kak, lusa aku pulang" katamu buat kaka berkecamuk
(seperti mahu berubah jadi Hulk karena mendengarnya) :((
"Ga usah kak" kamu mengeraskan diri karena kaka menawarkan
diri untuk mengantarmu sampai Bekasi. Lalu cuma bisa sampai Malang akhirya.
Dan, ini yang menjadi sesal dalam sekali buat kaka...kenapa harus sampai Malang
doang! DAMN! (kamu juga sih alasan banyak, udah dibeliin tiketlah sama
temen kamu lah, kasiha Ibu lah dan Bla blaaaaanya kamu itu).
Terima kasih untuk cipratan muntahnya (disuruh sarapa dulu, malah bandel sih) "gak
apa kok kak" (nggak apa apanya coba, tuh muntah 5 karung) Awas
aja lain kali begitu? gak akan kaka lupa seumur hidup.
"Kakak, duduknya jangan jauh-jauh" lantas memegang tangan kaka
lalu merebah kepalamu di bahu kaka. Kaka pun mencium kembali kepala itu (kaka
meleleh, ingin selalu dekat dan semakin berat buat melepas kamu pulang).
"Kak, ayo kita nonton" kenapa kaka tidak mengabulkannya?
alasannya "nanti kamu telat kereta, timpal Kakak" seharusnya
kenapa tidak kakak buat kamu telat saja waktu itu (kembali timbul sesal kaka).
Kakak dan kamu naik lip saat itu (masih ingatkah? pasti lupa?) di dalam lip itu
kakak pandang kamu dalam sekali sambil memegang kedua pipi kamu..ingin sekali
kakak cium kening kamu, tapi kakak tak terlalu kuat waktu itu :(
Kita membuat sketsa gambar berdua jadi oleh-oleh yang cuma itu kakak bisa
kasih. "Tapi kak, akunya tidak terlalu mirip disitu" keluhmu.
Bercakap, bernyanyi sambil menunggu kereta kamu datang. Kereta tiba, kamu
bilang "kakak aku pulang yaa" ingin menangis rasanya saat itu.
Kamu pulang tanpa jabat tangan kakak (jabat tangan aja tidak bagaimana mahu
berharap dapat pelukan). Kamu buat Kaka geleng-geleng kepala, BENER BENER
DAH!!! Dosa besar ini!
Setelah itu, entah apa ceritanya???
SETELAH KAMU PULANG, KAKAK JADI GELISAH WAKTU ITU SAMPAI SEKARANG BAHKAN!
Jadi sering sekali kaka baca pesan kamu. Dan, itu yang membuat Kaka sering
sedih (cengeng kaka kamu buat).
Kakak jangan ganjen disana yaa...
Kakak jangan jangan bikin aku khawatir...
Habis sholat aku sering kangen kakak...
Kakak dhuha yuk, puasa senen-kemis yuk...
Bukan bermaksud nyakitin, cuma pengen Kaka lebih baik buat "kita"
Koreksi aku, biar aku bisa jadi yang terbaik buat Kaka...
Kalo bangun bobo, pengen dapet pelukan kaka...
Kalo aku mah, kalo Kakak sudah ada rezekinya pengen diwalimahin
cepet-cepet...
Beb, Cinta, Doer, Orang tua, Husby... macem-macem lah panggilan kamu ke
kakak...
Kakak kangen suara "puppy" kamu...
Kakak kangen semua tentang kita...
"ingin angan-angan kakak bersama kamu terwujud, tapi kamu tahu kakak
seperti apa? tidak ada yang kakak rahasiakan semua hanya sama kamu"
Sedikit lebih baik (itu yang kaka tunggu) Karena itu belum ada, itu yang
menimbulkan "rasa malu yang teramat sungguh". Dan, setelah kepada
Tuhan, Orang tua lalu kepada kamu lah tempat kaka rasakan begitu sangat malu
tentang apa-apa yang kakak punyai sekarang"
Bantu kakak dalam Do'amu...