27 Juli 2014

Lebaran kali ini tanpa rumah lagi :(

Ketika lebaran beranjak sebentar lagi. Ada rasa dalam diri ingin diwujuti. Anggap diri layaknya sang burung pasti rindui sang sarang untuk kembali pulang. Ya begitu mungkin tentang rasa. Rasa yang dipunyai seorang anak manusia merindui orang-orang terkasihnya. Dan keluarga adalah bagian yang tak mungkin dipisahkan.

Merunduk ke belakang lalu menghitung ternyata sudah 3 tahun dan 3 lebaran saya lewati tanpa pulang. Melakukan sesuat yang bisa saya sekerjakan untuk mendewasakan diri di luar. Lantas memilih dengan cara jauh dari keluarga.  Saya rasa ini ini bukan jalan terbaik yang telah saya ambil. Hanya saja saat itu hanya satu pilihan ini saja yang mengemuka tanpa ada alternative pilihan lainnya. Yapz! *yayaya mari menetawakan diri :D

2 kali lebaran di tanah Jawa dan 1 kali di tanah Borneo jadi saksi. Yahhh memang … harus mengelus dada jauh lebih sering sekarang. Meski dengan begitu tak lantas bisa terselesaikan apa yang diidamkan akan pulang. *mari menutup mata sejenak lalu tari nafas dalam-dalam!

Pada moment-moment tertentu saya merasa sedih lalu menjadi cengeng kembali. Lalu sifat kekanak-kanakan itu timbul kembali. Kadang pun tak jarang menertawakan diri. Yah, saya memang kadang seperti itu. Tak butuh permakluman dari siapa-siapa hanya berusaha berdamai dengan diri sendiri.

Saya menulis ini, lantaran teman-teman lama menanyakan satu persatu tentang apakah saya mudik atau tidak di lebaran kali ini. Sampai mereka menjuluki “bang Toyib” ke saya lantaran lamanya 3 tahun tak menginjakkan kaki pulang, begitu ketus mereka. Hahahhaaaa…

Saya pun kadang heran kenapa tidak pulang-pulang selama itu??? jangan tanya kenapa? Hanya harus sadar seperti itulah yang terjadi.

Saya hanya begitu kangen akan kampong dan teman-teman lama dulu, yang tampang mereka entah seperti apa sekarang?.

Tentu dan sudah pasti “orangtua” jadi kekasih yang selalu membuat sedih. Dikala saat ketika lebaran rasa membuncak melambung tinggi. Lantas ingin mencari obat pengganti niscaya tak akan bisa ditemui. Hanya, berdamai dengan diri lagi bisa dilakui oleh sang anak yang ”tidak tau diri”.

"No One Gets Left Behind or Forgotten!"

10 Mei 2014

Dunya!

“Ketahuilah, sesungguhnya tafakkur Itu mengajak pelakunya kepada kebaikan dan mengamalkannya. Menyesali kejahatan Itu membuat pelakunya meninggalkannya. Apa yang telah hilang – kendati sangat banyak-tidak bisa dibandingkan dengan apa yang masih ada, kendati mencarinya adalah sesuatu yang mulia. Bersabar terhadap kelelahan sebentar yang menghasilkan istirahat lama itu lebih baik, daripada penyegeraann istirahat sebentar yang menghasilkan kelelahan abadi.

Waspadalah terhadap dunia yang menipu, berikhianat, dan memperdaya. ia berhias dengan tipuannya, berdandan dengan muslihatnya, membunuh manusia dengan mimpi-mimpinya, dan membuat ridu para pelamarnya, hingga Ia menjadi seperti pengantin yang menjadi pusat perhatian. Semua mata melihat kepadanva. Semua hati rindu kepadanva. dan semua jiwanva tertarik kepadanya. Ia menjadi pembunuh bagi semua suami- suaminya. Tragisnya orang yang masih hidup tidak mau belajar dari orang yang telah meninggal dunia, generasi terakhir tidak mengambil pelajaran dari generasi pertama, orang bijak tidak mendapatkan manfaat dari banyaknya pengalaman, dan orang yang kenal Allah dan beriman kepada-Nya tidak ingat ketika la diberi penjelasan tentang dunia.

Akibatnya, hati manusia mencintai dunia dan jiwa mereka kikir dengannya. Ini semua tidak lain bentuk kerinduan kita kepada dunia, karena barangsiapa merindukan sesuatu, Ia tidak memikirkan yang lain. Ia mati ketika memburunya atau berhasil mendapatkannya. Kedua orang tersebut adalah perindu dan pemburu dunia.

Perindu dunia telah sukses mendapatkan dunia dan tertipu dengannya. Dengan dunia, Ia lupa akan prinsip dan hari akhirat. Hatinya disibukkan oleh dunia. Hatinya dibuat larut oleh dunia, hingga kakinya tergelincir di dalamnya, dan kematian datang kepadanya dengan sangat cepat daripada sebelumnya. Ketika itu, penyesalanya pun menggelembung, kesedihannya membesar, terkumpul padanya sakaratul maut dan rasa sakitnya dengan sedih kehilangan dunia.

Sedang orang kedua meninggal sebelum berhasil memenuhi kebutuhannya. Ia pergi dari dunia dalam keadaan terpukul hatinya, tidak mendapatkan apa yang dicarinya dan jiwanya tidak bisa istirahat, dari kelelahan. Ia keluar dari dunia tanpa bekal dan tiba tanpa membawa oleh-oleh. Oleh karena itu, waspadalah secara penuh terhadap dunia, karena dunia itu tak ubahnya seperti ular; kulitnya halus, namun racunnya mematikan.

Berpalinglah dari apa saja di dunia ini yang menarik hatimu, kanena jarang sekali sesuatu yang ada di dunia ini yang menemanimu. Buanglah seluruh ambisi kepada dunia dari dalam hatimu, karena engkau mengetahui dunia itu menyakitkan dan engkau yakin akan berpisah dengannya. Oleh karena itu, waspadalah wahai Amirul Mukminin. Karena sesungguhnya pemilik dunia, setiap kali ia senang kepadanya maka itu berubah menjadi kebencian.

Orang yang gembira di dunia ialah orang yang tertipu, orang yang bermanfaat di dalamnya kelak menjadi orang yang merugi, kemakmuran di dalamnya diberikan bercampur dengan cobaan, dan keabadian di dalamnya berubah menjadi fana. Kebahagiaan di dalamnya bercampur dengan kesedihan, dan akhir kehidupan di dalamnya adalah lemah dan tidak berdaya. Oleh karena itu, lihatlah dunia seperti penglihatan orang zuhud yang hendak meninggalkannya, dan jangan melihat dunia seperti penglihatan perindu yang jatuh cinta.

Ketahuilah, bahwa dunia itu menghilangkan tamu yang telah menetap, dan menyakitkan orang tertipu yang merasa aman. Apa yang telah berlalu dari dunia tidak akan kembali lagi, dan apa yang akan datang tidak bisa diketahui, apa lagi ditunggu.!
Waspadalah terhadap dunia, karena mimpi-mimpinya dusta belaka, khayalan-khayalannya batil kehidupannya melelahkan, dan kejernihannya adalah keruh. Engkau terancam mendapatkan dua hal di dunia ini; nikmat yang akansirna, dan cobaan yang akan datang, atau musibah yang menyakitkan, dan kematian yang memutus segala-galanya.

Sungguh, dunia itu melelahkan seseorang, jika ia mau berpikir. Ia berada dalam nikmat yang membahayakan, takut terhadap musibah-musibah yang ada di dalamnya, dan meyakini kematian. Seandainya Allah Yang Maha pencipta tidak menyampaikan berita tentang dunia, dan tidak memberi perumpamaan tentang dunia, dan tidak memerintahkan manusia bersikap zuhud di dalamnya, pasti dunia membangunkan orang yang tidur, dan mengingatkan orang yang lupa diri!

Bagaimana tidak, padahal telah datang pelarang dari Allah Azza wa Jalla dan banyak sekali penasihat di dalamnya? Dunia di sisi Allah Azza wa Jalla tidak ada bobot dan nilainya. Berat dunia di sisi Allah Ta’ ala tidak seberat satu kerikil, dan tidak sebesar satu bintang di antara gugusan bintang yang ada. Allah tidak menciptakan makhluk yang Lebih Dia benci dari pada dunia –seperti di sampaikan kepadaku- dan Dia tidak melihat
 
kepada-nya sejak Dia menciptaknnya karena benci kepadanya. Sungguh dunia dengan kunci-kuncinya dan semua simpanannya yang nilainya di sisi Allah Lebih ringan dari sayap lalat , pernah diperlihatkan kepada Nabi kita,Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, namun beliau menolak menerimanya, karena beliau telah mengetahui bahwa jlka Allah membenci sesuatu, beliau harus membencinya. Jika Allah mengkerdilkan sesuatu, beliau harus mengkerdilkannya. Dan jika Allah merendahkan sesuatu, beliau harus merendahkannya.

Jika beliau menerima dunia tersebut, maka bukti kecintaan beliau kepada dunia tersebut ialah penerimaan beliau terhadap tawaran dalam bentuk dunia tersebut. Namun beliau menolak mencintai sesuatu yang dibenci Allah, dan mengangkat apa yang direndahkan Pemiliknya. Jika Allah Ta’ala tidak menunjukkan tentang rendahnya nilai dunia kepada beliau,namun Dia memandang rendah dunia tersebut dengan menjadikan kebaikannya sebagai pahala bagi orang-orang yang taat, dan menjadikan hukuman dunia sebagai siksa
bagi orang-orang yang bermaksiat. Kemudian Allah mengeluarkan pahala taat dari dunia tersebut, dan mengeluarkan hukuman maksiat daripadanya.

Di antara hal menunjukkan kepada dunia tentang keburukan dunia ini, bahwa Allah
Ta’ala menjauhkan dunia dari orang- orang yang shalih dengan suka rela dan membentangkannya kepada musuh-musuh-Nya dengan tujuan menipunya. Orang yang tertipu dengan dunia dan tergoda dengannya menyangka bahwa ia dimuliakan Allah Ta’ala dengan dunia tersebut. Ia lupa terhadap apa yang diperbuat
Allah terhadap Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan Nabi Musa ‘Alaihis Salam. Adapun Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau mengikatkan batu diperutnya karena sakinglaparnya. Adapun Nabi Musa ‘Alaihis Salam, beliau tidak meminta sesuatu kepada Allah Ta‘ala pada saat ia berteduh di bawah pohon, selain makanan yang bisa beliau makan untuk menghilangkan kelaparannya.

Sungguh banyak sekali riwayat-riwayat dan Nabi Musa ‘Alaihis Salam, bahwa Allah Ta’ala mewahyukan kepada beliau , Hai Musa, jika engkau melihat kemiskinan datang kepadamu, katakan, ‘Selamat datang simbol orang-orang shalih.’ Jika engkau melihat kekayaan datang kepadamu, katakan, ‘ini adalah dosa yang hukumannya dipercepat.’

Jika engkau mau, aku ketengahkan Nabi Isa ‘alaihis salam kepada baginda, karena ia amat menakjubkan. Ia berkata, “Lauk-ku adalah lapar, Syi’arku ialah takut, Pakaianku ialah wol., Hewan kendaraanku ialah kedua kakiku. Lampuku di malam hari ialah bulan. Bahan bakarku di musim dingin ialah matahari. Buah -buahanku dan penghidupanku ialah apa yang ditumbuhkan bumi untuk binatang buas dan hewan ternak. Aku tidur dalam keadaan tidak memiliki apa-apa dan tidak ada seorang pun yang lebih kaya dariku”.

Jika engkau mau, aku ketengahkan contoh keempat, yaitu Nabi Sulaiman bin Daud Alaihimas Salam, karena ia tidak kalah menakjubkan. Ia makan roti dan gandum, memberi roti coklat kepada keluarganya, dan tepung putih kepada rakyatnya. Jika malam telah tiba, ia memakai baju dari tenunan kasar, dari tangannya ke lehernya Ia semalaman menangis hingga pagi hari. Ia makan makanan yang kasar, dan mengenakan pakaian kasar. Kendati Itu semua, mereka membenci apa saja yang dibenci Allah Ta’ala, memandang kecil apa yang dipandang kecil oleh Allah Ta’ala, dan bersikap zuhud di dalam hal-hal yang Allah bersikap zuhud di dalamnya.

Kemudian orang-orang shalih meniti jalan mereka, menapaktilasi jalan mereka, mengharuskan dirinya berlelah- lelah, dan memahami lbrah, serta merenung diri. Mereka bersabar di dunia yang singkat ini dari kenikmatan yang menipu yang berakhir kepada kemusnahan. Mereka melihat kepada akhir dunia, dan tidak melihat kepada permulaannya. Mereka melihat kepada hasil akhir dunia yang pahit, dan tdak melihat rasa manis yang hanya terasa pada awal-awalnya saja. Mereka mengharuskan dirinya bersabar dan menempatkan diri mereka seperti mayit-mayit yang tidak boleh kenyang di dunia, kecuali pada saat yang dibutuhkan. Mereka makan sebatas untuk menguatkan jiwa, dan ruh. Mereka menempatkan diri mereka seperti bangkai yang telah membusuk, hingga membuat siapa saja yang melewatinya, pasti Ia menutup hidungnya. Mereka tidak meraih dunia hingga sampai tahap merugikannya, dan tidak sampai kenyang yang berbau busuk.

Dunia dijauhkan dari mereka. Itulah kedudukan dunia dalam jiwa mereka. Mereka merasa heran terhadap orang yang memakan dunia hingga kekenyangan, dan bersenang-senang dengannya hingga rakus. Mereka berkata, Tidakkah kalian lihat bahwa mereka tidak takut makan? Tidakkah mereka mendapatkan bau busuknya? Saudaraku, demi Allah sesungguhnya bau dunia sekarang atau esok itu lebih busuk daripada bangkai. Hanya saja manusia meminta sabar dengan segera. Akibatnya, mereka tidak bisa mencium bau busuk. Mereka tidak bisa mencium bau bau yang ada di kulit yang membusuk yang mengganggu para pejalan kaki, dan orang-orang yang duduk di dekatnya.

Cukuplah dunia bagi orang yang berakal, bahwa barangsiapa meninggal dunia dengan meninggalkan harta yang banyak, Ia sangat berkeinginan seandainya dulu ia menjadi orang miskin di dunia, atau orang mulia, atau orang buangan, atau orang selamat. Ia lebih senang seandainya di dunia dulu ia menjadi orang yangmenderita, atau rakyat biasa. Jika engkau meninggalkan dunia ini, pasti engkau lebih senang seandainya engkau di dunia ini menjadi orang yang paling rendah kedudukannya, dan orang yang paling miskin. Bukankah ini cukup dijadikan bukti bahwa dunia itu sangat hina bagi orang yang memikirkannya?

Demi Allah, jika seseorang mengharapkan sesuatu dari dunia ini melainkan ia mendapati dunia tersebut berada di sampingnya tanpa ia kejar dan merasakan kelelahan. Namun jika Ia telah mendapatkan sesuatu dari dunia tensebut, ia mempunyai hak-hak Allah di dalamnya, dan ia akan ditanya tentang dunia tersebut, serta ia akan dihisab karenanya Jika demikian permasalahannya, maka seyogyanya orang berakal itu tidak mengambil sesuatu dari dunia, kecuali sebesar porsi makanannya dan kebutuhannya, karena khawatir akan ditanya tentang dunia tersebut, dan takut akan dahsyatnya hisab terhadap dirinya.

Sesungguhnya dunia itu jika engkau memikirkannya, tidak lebih dari tiga hari: hari kemarin yang tidak bisa engkau harapkan lagi, hari yang engkau berada didalamnya yang harus engkau manfaatkan sebaik mungkin, dan hari esok yang engkau tidak tahu apakah engkau berada di hari tersebut atau tidak? Engkau tidak tahu siapa tahu engkau meninggal dunia esok pagi.

Adapun kemarin, ia ibarat orang bijak yang pandai mendidik. Adapun hari ini, ia ibarat teman yang akan mengucapkan selamat berpisah. Namun, kendati kemarin telah membuatmu sakit, engkau telah menggenggam hikmah. Jika engkau telah menyia-nyiakannya, engkau mendapatkan ganti. Tadinya kemarin tersebut tidak ada pada dirimu, namun sekarang ia cepat pergi darimu. Adapun esok hari, engkau masih mempunyai secercah harapan. Oleh karena itu, berbuatlah, dan jangan tertipu oleh mimpi-mimpi sebelum ajal tiba. Engkau jangan memasukkan kesedihan esok dan esok lusa ke dalam hari ini, karena hal tersebut hanya akan menambah kesedihanmu dan kelelahanmu, serta engkau kumpulkan pada hari ini sesuatu yang menyempurnakan hari-harimu. Itu hal yang mustahil, karena kesibukan Itu sangat padat, kesedihan Itu semakin bertambah, kelelahan itu semakin besar, dan seseorang membuang amal dengan impian kosong.

Seandainya harapan esok pagi keluar dari hatimu, engkau telah berbuat dengan baik pada hari ini, dan telah mengurangi kesedihanmu pada hari ini. Namun harapanmu terhadap esok pagi itu membuatmu bersikap tidak serius,dan membuatmu menjadi orang yang banyak menuntut. Jika engkau ingin kata-kata singkat, aku pasti mendiskripsikan untukmu tentang dunia di antara dua jam; satu jam yang telah berlalu, satu jam yang akan datang, dan satu jam yang engkau sedang berada dl dalamnya.

Adapun satu jam yang telah berlalu dan telah lewat. maka engkau tidak mendapatkan kelezatan di istirahat keduanya dan merasakan sakit terhadap musibah keduanya. Sesungguhnya dunia ialah saat yang engkau sedang berada di dalamnya. Satu jam tersebut menipumu dari surga dan menggiringmu ke neraka. Adapun hari ini -jika engkau memikirkannya- adalah ibarat tamu yang singgah kepadamu dan akan pergi darimu. Jika engkau menjamu dan melayaninya dengan baik, Ia menjadi saksi bagimu, memujimu, dan membenarkanmu di dalamnya. Jika engkau menjamunya dengan buruk, Ia berputar di kedua matamu. Kedua hari tersebut adalah ibarat dua saudara. Salah seorang daripadanya bertamu kepadamu, kemudian engkau bersikap buruk terhadapnya, dan tidak menjamunya dengan baik. Sesudah orang tersebut pergi darimu, datanglah orang satunya, kemudian berkata kepadamu, Aku datang kepadamu setelah kepergian saudaraku.

Jika engkau berbuat baik kepadaku, perbuatan baikmu ini akan menghapus perbuatan burukmu kepada suadaraku sebelum ini dan memaafkan apa yang telah engkau perbuat terhadapnya. Hati-hatilah engkau, jika aku berkunjung kepadamu dan aku datang kepadamu setelah kepergian saudaraku darimu. Sungguh, engkau telah beruntung mendapatkan pengganti jika engkau mau berfikir.Periksalah apa yang telah engkau sia-siakan!.

Jika engkau menyamakan orang kedua seperti orang pertama, maka alangkah pantasnya engkau binasa karena kesaksian dua orang tersebut terhadap dirimu!. Sesungguhnya sisa umur itu tidak ada nilainya. Seandainya semua dunia dikumpulkan, maka dunia tidak lebih dari satu hari dalam umur seseorang.

Jangan sekali-kali mayat di kuburan itu lebih bisa menghargai sesuatu yang ada di tanganmu daripada engkau sendiri. padahal sesuatu tersebut milikmu. Demi Allah. jika dikatakan kepada mayat di kuburan. ‘Inilah dunia itu dan awal hingga akhir. Engkau memberikannya kepada anak-anakmu kemudian mereka bersenang-senang dengannya sepeninggalmu. Engkau lebih mencintai mereka ataukah lebih mencintai hari di mana engkau dibiarkan beramal untuk dirimu? Pasti ia memilih pilihan kedua. Bahkan, seandainya ia disuruh memilih satu jam dengan waktu berjam-jam milikorang lain seperti telah aku jelaskan kepadamu, pasti ia lebih memilih waktu satu jam tersebut untuk dirinya.

Bahkan lagi, jika ia disuruh memilih antara satu kata yang mendapatkan pahala dengan hal-hal lain seperti telah aku jelaskan kepadamu, pasti ia lebih menyukai satu kata tersebut. Periksalah dirimu hari ini! Lihatlah waktu! Agungkanlah kata! Hati-hatilah terhadap kerugian ketika Hari Kiamat telah tiba! Semoga Allah menjadikan nasihat ini bermanfaat bagiku dan bagimu. Semoga Allah memberi kita hasil yang baik.



 *Hasan Al-Basri kepada Umar bin Abdul Aziz
Sumber : Buku Wasiat –wasiat Ulama terdahulu , Oleh Syaikh Salim l’ed Al-Hilali

7 Mei 2014

Gara-gara Bola!


Ada hal aneh sekaligus ya cukup menyenang dari apa yang terjadi semalam. Jam 01:00 wita jadi waktu yang pas telah saya setting sebelumnya. Akan tetapi bukannya terbangun karena alarm itu saya justru terbangun karena berasa ngga tahan karena gigitan nyamuk (dasar nyamuk). Setelah terjaga saya berusaha untuk tidur kembali daengan menarik selimut lagi tapi tetap juga tidak bisa. Alhasil saya cuma  duduk termangu sejenak sebelum melangkah sholat 2 rakaat. Nah, setelah itu sekitar 01:30 wita berkeliling Balikpapan Baru dan sekitarnya hanya untuk mencari warkop yang ada tipinya dengan misi nanti bisa minta nonton bola sama yang punya. Ya memang begini kalo ngga  punya tipi sendiri.

Singkat cerita saya coba singgah di warkop yang pertama sebut saja nama warung ini “burjo”. Datang kesana sendiri lalu duduk dan mulai order menu. Yah namanya orang nonton bola ngga jauh-jauh dari “mie rebus pake telornya dua” plus “soda gembira “ sebagai minum. Ketika menu datang lalu tersantap dan tidak pula kenyang orderan kedua pun dilakukan. Kali ini yang dipilih “roti bakar coklat keju”. Nah setelah orderan yang kedua barulah perut bisa diajak berdamai. Sebelumnya disela menyantap roti itu ada dua orang bapak-bapak yang  juga duduk bersebelahan dengan saya. Kami tidak sempat berkenalan satu sama lain tetapi langsung nyambung dalam obrolan. Si bapak langsung aja ceplas ceplos ke saya, si bapak bilang “mas kemaren nonton motoGP ngga? Wih luar biasa sekarang Rossi yaa, meski finish urutan dua kemaren tapi saya puas lihatnya” saya pun langsung meng-iyakan meski tidak nonton, tapi tau hasil rekapan balap dari Koran pagi yang saya baca di kantor. Si bapak begitu asyik membanggakan “Rossi” felling saya ne bapak  gila berat sama rider Itali ini. Saya pun mengikuti alur saling cerita  panjang lebar tentang motoGP. Percakapan dengan si bapak tidak terlalu lama karena memang si bapak dengan temannya agak sedikit buru-buru. Itu saya lihat dari apa yang dia order yakni “segelas kopi hitam plus sebungkus rokok”. Si bapak sempat pula menawarkan rokoknya ke saya sebelum pergi dan membayar ke kasir. “Maaf pak terima kasih saya tidak  merokok” timpal saya. Ketika si bapak mau pamit “mas saya duluan yaa” si bapak ini kembali menegur “mas tadi saya sudah bayarkan santai aja ya saya duluan”. Saya coba bilang ke bapak saya ada uang dan mau ganti uang bapak, tapi si bapak tetap juga tidak mau menerima. “Simpan saja” tandasnya lagi. Dan si bapak dengan temannya pergi tanpa saya tau namanya siapa?.

Hampir jam 02:00 wita lebih warkop mulai agak sepi, saya mulai coba melobi ke owner warkop. “Mas bisa nonton bola ngga?” channelnya di Beinsport3. Lalu si owner memberikan saya remote untuk mencari sendiri. Satu persatu say coba cari eh ternyata channel ini tidak ada di channelnya si mas. Hmmmm mana bolanya mau mulai pula. Inisiatifnya cari tempat lain.

Kick off malam tadi 02:45 wita tapi mendekati jam main belum ada kepastian dapat tempat nonton dimana?. Akhirnya ada sebuah kedai dan kebetulan ada tipinya. Tiba disana saya order “es jeruk” dan ketika pesanan diantar sama pelayannya saya mencoba menegur “mas tipinya bisa ganti bola ngga?” jawab si masnya “ya mas, nanti dulu sebentar”. Dalam jeda waktu saya tegur kembali “mas bolanya sudah mulai” jawaban yang sama kembali di dapat. Dan itu yang membuat agak sedikit jengkel.

Akhirnya pindah lagi ke sebuah warung yang tak jauh dari tempat yang tadi. Lagi-lagi memang sangat tidak memuaskan apa yang didapat. Kali ini memang agak berbeda yang saya dapat dari si pemilik warung “mas waduh channel itu kemaren ada, tapi karena ngga pernah dibayar jadinya sekarang ngga ada lagi”. Saya berangsur meninggalkan warung dan mengucapkan terima kasih kepada mas jaga. Lalu kopi panas yang saya order terlebih dulu saya minta untuk di bungkus saja.

Saya berpikir  pulang saja mendingan tak mengapa tidak nonton pagi ini. Nah di seputaran arah pulang ternyata ada beberapa warnet yang buka 24 jam. Nah kenapa ngga streaming aja. Kenapa ngga kepikiran dari tadi yaa?. Ada tiga warnet yang saya datangi. Satu persatu operator warnet saya tanya dengan pertanyaan yang sama “mas warnetnya kalo di pakai streaming cepet apa lama?” dua dari tiga warnet yang saya datangi bilang “warnet ini khusus buat game aja mas” lalu operator yang ke-3 yang hanya bilang “coba dulu mas, kadang cepat kadang juga lambat” nah di warnet yang ketiga inilah baru saya dapat streaming. Meskipun sudah tertinggal babak pertama. Lalu sisa pertandingan dapat saya nikmati :)


Kalo ngga Emyu yang maen mana mau begini #vida'sfarewell


3 Mei 2014

Kangen Konser!

Hari ini weekend yang kesian kalinya saya jalani setelah kurang lebih 3 bulan keberadaan saya di tanah etam Kalimantan.  Ada banyak hal yang saya dapat selama disini dan begitu pula sebaliknya ada yang saya belum dapat. Dari 3 bulan, ini merupakan minggu yang ke-12. Entah kenapa weekend ini saya begitu merindukan “suasana sebuah konser”. Jika dulu semasih berada di tanah Jawa hampir setiap akhir pekan selalu ada event yang sempat untuk dikunjungi. Entah itu berkumpul dengan teman-teman, menikmati keramaiannya, sibuknya mengantre tiket, atau keseruan berjingkrak sampai dengan keasyikan menunggu untuk berphoto bareng dengan personel sebuah band yang digandrungi. 

Nah, memang sekarang kondisinya sangat jauh berbeda jika saya bandingkan. Keseruan semacam itu menjadi sedikit “perboden” sekarang. Ada banyak petuah nasehat yang masuk tentang bagaimana hal itu menjadi sebuah “perboden”. Perlahan memang akan akan saya coba untuk mengurangi dan mungkin sampai meninggal hal semacam itu lagi untuk tidak diulangi.




































-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 "Semua memang ada kala berubah, karena semua memang sifatnya tidak kekal tak tetap"
*thank to Sheilagank7 Jatim

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------







2 Mei 2014

Jangan Terlalu Bersedih Jika Tidak Sesuai Harapan...


Al-Mutanabbi berkata :

مَا كلُّ ما يَتَمَنّى المَرْءُ يُدْرِكُهُ.... تَجْرِي الرِّيَاحُ بِمَا لا تَشْتَهِي السُّفُنُ
Tidak semua angan-angan seseorang lantas ia dapatkan….
Angin berhembus tidak sesuai dengan kehendak perahu layar…

Faidah : Tentu tidak semua keingingan, angan-angan, cita-cita, dan harapan selalu terwujudkan sebagaimana terkadang angin di lautan berhembus tidak sesuai dengan keinginan dan kemaslahatan perahu layar. Terkadang angin tersebut justru berhembus berlawanan arah dari tujuan kapal/perahu. Atau terkadang angin berhembus ke arah tujuan perahu layar akan tetapi angin tersebut berhembus dengan pelan tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Namun sang nelayan dan sang nahkoda tetap melanjutkan perjalanan menuju tujuan dan harapan…, ia sadar bahwa kondisi angin tidak selamanya demikian…betapa sering angin berhembus sesuai dengan keinginannya…

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Maka tersenyumlah terhadap semua masalah yang menghinggapi...
Engkau tersenyum bukan berarti tdk ada masalah yang kau hadapi...
"Akan tetapi senyumanmu menunjukan engkau bertekad untuk tegar menghadapinya...(copas)"
Hendaknya kita -yang terkadang problemnya tdk begitu besar namun cemberut dan ngamuk- malu kepada saudara kita yang menghadapi problem yg bertumpuk segunung namun masih bisa tersenyum tegar untuk mengahadapinya..., lebih malu lagi kalau ternyata kita lebih banyak ngaji dan lebih banyak ilmu daripada dia...
Senyuman menjadikan tindakan seseorang lebih terkontrol...

1 Mei 2014

Gatnas yang gagal lagi :(



Untuk kesekian kalinya sejak pertama kali gatnas United Indonesia diselenggarakan. Jauh sebelum terlaksananya hari-H dari tiapa gatnas sebelum-sebelumnya saya begitu sangat yakin bahwa ketika hari-H  datang pasti saya bisa ikut untuk bergabung dengan ratusan keluarga UI dari berbagai chapter seluruh Indonesia. Namun, sekarang apa yang terjadi ? lagi-lagi sekarang gagal karena sesuatu dan lain hal yang sedang saya alami. Lalu sempat merasa sangat menciut hati kecil karena hal ini gagal untuk yang kesekian kali. Entah pada gatnas kapan? Saya mampu bergabung. Lantas sekarang saya harus tetap bersyukur bagaimana pun kondisinya, yaa yaa yaa :)


Dari sekarang dan untuk beberapa hari kedepan saya hanya bisa melihat kegiatan teman-teman selama gatnas dari jauh. Melihat keseruan mereka dari media online, melihat status-status tentang kegiatan mereka, twitt photo-photo atau share link yang menunjukkan bagaimana gatnas disana. Saya berusaha untuk tetap senang walau rasanya akan sangat berbeda jelas terasa.  Meskipun tak berada di Malang sekarang, semoga saya bisa ikut bahagia sebagaimana teman-teman disana juga mungkin bahagia. Hal yang sama yang saya lakukan ketika dulu pun begitu tak bisa ikut ke Jogja dan Bali untuk kegiatan yang sama. 


Bersama keluarga UI Lombok 






  
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

 Bersama keluarga UI Kediri








 ---------------------------------------------------------------------------------------------------------

Bersama keluarga UI Malang
 










Sukses buat gatnas tahun ini di Malang, I'll be there next gathering :)